Monday, December 13, 2010

Orang Miskin Dilarang Sekolah

 

Sketsa kehidupan yang memaparkan suapan akal dan nuraini. Apakah perasaan anda, jika kemiskinan menjerat anda? Anak-anak anda dilarang bermain bersama mereka yang diberikan sedikit kekayaan. Tangan anak-anak kecil ini hanya bergantungan di celah-celah pagar besi yang memagari kawasan persekolahan. Matanya  hanya mampu memandang. Telinganya hanya mampu mendengar. Mulutnya? Akalnya? Kita tidak punya apa apa dan hanya mampu memandang kemewahan mereka. Namun apakah ini semua bakal meragut semua harga diri dan titipan minda kita? 

Di sebalik sepasang mata yang jernih kecil dan tidak berdosa itu ada cahaya. Sepasang mata itu tidak tahu makna di larang ke sekolah, bermain, bersahabat dan bergembira riang seperti anak-anak seusianya di kejauhan sana  dan sepasang mata itu juga hanya mampu berkedip tenang.

"Novel ini menggetarkan jiwa.. Melihat kemiskinan yang melanda negera lain kian menggugat dari sudut mata anak-anak yang sukar untuk memahami mengapa mereka dilarang ke sekolah."

-Taufiqurrahman al-Azizy (novelis muslim kontemporari).

"Novel ini membuatkan kita rasa bersyukur dan merasai betapa pentingnya ilmu. Mereka dilarang bersekolah. Tapi kita pada masa kini dibenarkan sekolah tapi tidak menghargai peluang sekolah yang diberi. Lambakan pelajar sekolah yang ponteng dan bermasalah lambang ketidakhargainya peluang yang diberi."

- M.Shah Fizzat ( pengemar Novel dan bahan Ilmiah)

Harga buku : RM 28 (Semenanjung)
                            RM 30 (Sabah & Sarawak)

No comments:

Post a Comment

Pilihan Pembaca

Vote Jangan Tak Vote